Senin, 08 Juni 2009

Mengajari renang, mendapat sex.

Aku mempunyai kegemaran berolah raga, yaitu sepak bola, futsal, basket, dan renang. Khususnya renang, aku lakukan minimal sebulan sekali.

Pada suatu hari aku pulang dari kerja sore itu, aku istirahat sebentar kemudian aku menyiapkan pakaian renang, baju ganti serta peralatan anduk dan sabun juga shampoo. Setelah siap semua aku berangkat menuju tempat kolam renang umum di daerah Kuningan dengan mengendarai mobilku. Sesampainya ditempat kolam renang tsb aku memarkir mobilku setelah aku parkir aku menuju loket untuk membeli karci masuk kolam renang. Dan aku pun masuk ke area kolam renang. Setelah itu aku pakai baju renangku, aku menitipkan bajuku ke tempat penitipan. Akupun menuju kolam renang sebelum mulai renang aku selalu pemanasan terlebih dahulu. Setelah 5 menit pemanasan aku mulai masuk ke kolam dan aku selalu mengelilingi kolam renang.

Merasa lelah aku istirahat. Pada saat istirahat aku duduk di tepi kolam renang, aku melihat sosok wanita di sampingku. Dan aku pun membuka pembicaraan dengan basa basi.” Sendirian ya….mbak…… mana teman – temanya??? tanyaku kepada wanita disampingku. “ iya….belum datang yang lain”jawab wanita itu. “ kok belum berenang….”tanyaku kembali. “ saya ngak bisa berenang dan saya hanya ikut – ikutan “ . Aku pun heran. Dan tidak lama kemudian seorang temannya datang dan masuk pula disamping wanita itu. Akupun memberi senyuman kepada mereka dan aku mulai berenang dan berputar putar kembali, akupun meninggalkan mereka.

Setelah cukup lelah akupun istirahat yang kedua. Dan tempat istirahatku seperti yang tadi. Dan akupun menjumpai mereka kembali. “ lho….kok masih disini ……” kataku, “ iya nich… ngak biasa berenang sich “ jawab wanita itu, “ oya boleh kenalan? tanyaku dengan menyodorkan tangan kananku, “Namaku Anggara “kataku “Heni" katanya, dan temannya kuketahui bernama kaka. “mau ngak ajarin saya,” “ kalau ngak mau ngak apa apakok” Kata Heni. “ ya…sini aku ajarin tapi ngak bisa seperti pelatih renang yaaa” jawabku. Dan temannya berenang menjauh dari aku dan Heni. Akupun mendekatkan diri ke Heni. Akupun menyuruh Heni telungkup dalam air dan aku menahan tubuh Heni dengan kedua tanganku. Aku berada di sebelah kirinya “ tangan kamu pegang pingiran kolam renang “ “ ya…begitu…” perintahku . Tanpa sengaja tangan kiriku memegang buah dadanya dan heni menenggok kekanan melihat aku, aku agak kaget melihat wajahnya namun Heni memberikan senyuman kepadaku.

Dan aku mulai lega. Dan aku memerintahkan gerak kakinya naik turun bargantian, aku tetap memegang buah dadanya karena aku pikir kesempatan dan tidak terlihat siapa siapa, setelah cukup lama aku mulai ngak konsen karena "adik" mulai bikin olah. “ udah duluan ya…aku mau putar putar kembali.” Untuk menjaga adiku, aku akhiri ajaranku untuk berenang. Setelah beberapa putaran aku akhiri berenang sore itu dan aku sudah tidak melihat Heni dan temannya. Setelah aku bilas air pancuran, aku ganti pakaian dan keluar menuju tempat parkir.

Setelah aku mau meninggalkan parkiran aku melihat Heni berjalan sendirian dan aku menghampiri. “ Kemana temannya tadi??” Tanya Aku. “ Udah pulang duluan sama cowoknya” jawab Heni “ mana cowok kamu?” Tanya aku “ aku….gak dijemput….” jawabnya. “Tinggal dimana?“ Tanya aku. “ di daerah Tebet.” Jawabnya. “kalau ngak keberatan aku anterin kerumah kamu..” “ ya….bolehlah….” Kemudian aku suruh naik kesampingku. Dalam perjalanan kerumahnya aku ngobrol kesana kemari. Sesampai dirumahnya, ia masuk dan akupun disuruh masuk. “ Kok sepi …” “kemana semuanya?” Tanyaku. “ Ortuku baru saja pergi kunjungan ke Bandung” terangnya. “ duduk sini aku mau naruh pakaianku dulu” katanya dan aku duduk di ruang tamu.

Heni membuatkan minuman teh buatku, “ silahkan minum” “ ngak aku racuni koq….”candanya “makasih” jawabku“. Iapun duduk disebelah kananku. Kami pun gobrol macam macam dan aku melihat celahan baju Heni yang terbuka, ternyata dia tidak memakai BH. Dan aku coba mendekatkan diriku semakin lebih dekat dengannya. Setelah dekat aku terkaget, ia mencoba bersandar ketubuhku. Aku semakin berani memandangnya dan disambut dengan ciumannya. Akupun menciumi leher Heni “ aa….ahhhh mas….” aku mencoba mebuka kancing bajunya, dan aku singkapkan sehingga buah dadanya terlihat dariku. “ Mass... Jangan ya,,,, “ “aku malu “katanya dengan terengah enggah. Lalu aku menidurkan Heni ke sofa panjang. Dan menyusu “aaahhhhhhhhh…….uuuhhhhhhhhh…..mmaaasss…” desahnya. Aku lalukan dari buah dada kiri ke kanan dan bergantian.

Setelah aku puas aku bangkit buka bajuku dan celanaku. Setelah terlepas celanaku “wwwaaaahh punyanya Mmaaaaasssss sudah tegang “ kata Heni. Dengan itu akupun jadi napsu membuka Cdku dan berdiri menantang, aku membuka celana roknya . Aku ngak kuat aku sodorkan kontolku kemulut Heni dan di ciumin dan disertai desahan” oooohhhh……mmmaaassss”, tanganku mulai bereaksi menyelinap ke CD menuju Memek Heni dan ternyata sdh ada cairan di memeknya. Selang beberapa saat aku bangkit melepas CDnya. Kemudian aku membuka pahanya dan aku mulai menciuminya yang aku sukai.

Dengan menyusui, Heni mengerakkan pantatnya keatas dengan maksud memeknya dapat dicolok oleh kontoku yang sudah tegang.“ uuuhhhh….mmmaaaassss cccceeeepppeeeetttaaannnnn dddoooonnnggg” desahnya dan aku pun ngak sabar aku atur posisi yang baik supaya kontol aku dapat masuk ke memeknya. “ bbbllleeess…..” masuklah kontol aku. Akupun mulai menaik turunkan pantatku serta aku menyusui di buah dadanya ”uuuhhh…..aaaahhhh….uuuhhhh….” desah Heni. Aku tidak lepas dari buah dadanya . “ mmmaaaasssss…..kkkkkoooccccooookkk tteeerrruuusss kkooonntttooll mmaassss” kata Heni “ ssshhhhhh….aaahhh….” sekitar 15 menitan “ aaakkkkkuuu……uuuuddddaaahhh kkkeeellluuuaaarrrr “kata Heni dan ppplllaaakkk….pppplllloookkkk…bunyi gesekan kontolku dengan memeknya yang sudah mengeluarkan cairan .

Dan aku kocok terus masih tanggung sebentar lagi ingin keluar. “ Heni....…..aaakkkkkuuu mmmmaaaauuuu….kkkeeeellluuaaarrrr nnnnniiiihhhh…..” kataku , hitungan detik akhirnya pejuku keluar dan membasahi memek Heni dan akupun mencium “ mas Anggara makasih ya…aku ….sebenarnya ingin begituan ama pacarku tapi pacarku belum pulang dari dinasnya di luar kota” kata Heni. ”ya…makasih juga…aku juga sudah lama ngak gituan ama pacarku” jawabku sekenanya. Dan aku pun mencabut kontolku setelah kontolku kembali normal lagi “ ya..udah mari kita lakukan sepuas puasnya” kataku sambil memainkan buah dadanya. Dan akhirnya kami melanjutkannya hingga beberapa kali di kamarnya Heni serta di kamar mandi.

Selasa, 02 Juni 2009

Pengalaman sex bersama suster di RS

Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu, dimana saat itu saya sedang dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari. Saya tidak tahu bagaimana memulai cerita ini, karena semuanya terjadi begitu saja. Karena terjangkit gejala pengakit tipus, saya harus dirawat di Rumah Sakit selama beberapa hari. Keluargaku terlalu sibuk dengan urusan usaha keluarga kami, sehingga selama dirumah sakit, saya lebih banyak menghabiskan waktu seorang diri, atau kalau pas kebetulan teman-temanku datang membesukku saja.

Yang kuingat, hari itu saya sudah mulai merasa agak baikkan. Saya mulai dapat duduk dari tempat tidur dan berdiri dari tempat tidur sendiri. Padahal sebelumnya, jangankan untuk berdiri, untuk membalikkan tubuh pada saat tidurpun rasanya sangat berat dan lemah sekali. Siang itu udara terasa agak panas, dan pengap. Sekalipun ruang kamarku ber AC, dan cukup luas untuk diriku seorang diri. Namun, saya benar-benar merasa pengap dan sekujur tubuhku rasanya lengket. Yah, saya memang sudah beberapa hari tidak mandi. Maklum, dokter belum mengijinkan aku untuk mandi sampai demamku benar-benar turun.

Akhirnya saya menekan bel yang berada disamping tempat tidurku untuk memanggil suster. Tidak lama kemudian, seorang suster yang kuanggap paling cantik dan paling baik dimataku itu masuk ke kamarku. "Ada apa Mas?" tanyanya ramah sambil tersenyum, manis sekali.

Tubuhnya yang sintal dan agak membungkuk sambil memeriksa suhu tubuhku membuat saya dapat melihat bentuk payudaranya yang terlihat montok dan menggiurkan. "Eh, ini Sus... Saya merasa tubuhku lengket semua, mungkin karena cuaca hari ini panas banget dan sudah lama saya tidak mandi. Jadi saya mau tanya, apakah saya sudah boleh mandi hari ini sus?", tanyaku sambil menjelaskan panjang lebar.

Saya memang senang berbincang dengan suster cantik yang satu ini. Dia masih muda, paling tidak cuma lebih tua 1-2 tahun dari usiaku saat itu. Wajahnya yang khas itupun terlihat sangat cantik, seperti orang Pakistan kalau dilihat sekilas. "Oh, begitu. Tapi saya tidak berani kasih jawabannya sekarang Mas. Saya musti tanya dulu sama pak dokter apa mas sudah boleh dimandiin apa belum", jelasnya ramah.

Mendengar kalimatnya untuk "memandikan", saya merasa darahku seolah berdesir keatas otak semua. Pikiran kotorku membayangkan seandainya benar Suster itu mau memandikan dan menggosok-gosok sekujur tubuhku. Tanpa sadar saya terbengong sejenak, dan batang kontolku berdiri dibalik celana pasien rumah sakit yang tipis itu. "Ihh, mas nakal deh mikirnya. Kok pake tegang segala sih, pasti mikir yang ngga-ngga ya. hi hi hi".

Suster tsb ternyata melihat reaksi yang terjadi pada penisku yang memang harus kuakui sempat mengeras sekali tadi. Saya cuma tersenyum menahan malu dan menutup bagian bawah tubuhku dengan selimut. "Ngga kok Sus, cuma spontanitas aja. Ngga mikir macem-macem kok", elakku sambil melihat senyumannya yang semakin manis itu. "Hmm, kalau memang mas merasa gerah karena badan terasa lengket saya bisa mandiin koq, kan itu sudah kewajiban kerja disini. Tapi saya bener-bener ngga berani kalau pak dokter belum mengijinkannya", lanjut Suster lagi seolah memancing gairahku.

"Ngga apa-apa kok sus, saya tahu suster ngga boleh sembarangan ambil keputusan" jawabku serius, saya tidak mau terlihat "nakal" dihadapan suster cantik ini. Suster tsb masih tersenyum seolah menyimpan hasrat tertentu, kemudian dia mengambil bedak Purol yang ada diatas meja disamping tempat tidurku. "Mas, saya bedakin aja yah biar ngga gerah dan terasa lengket", lanjutnya sambil membuka tutup bedak itu dan melumuri telapak tangannya dengan bedak.

Saya tidak bisa menjawab, jantungku rasanya berdebar kencang.

Tahu-tahu, dia sudah membuka kancing pakaianku dan menyingkap bajuku. Saya tidak menolak, karena dibedakin juga bisa membantu menghilangkan rasa gerah pikirku saat itu. Suster itu kemudian menyuruhku membalikkan badan, sehingga sekarang saya dalam keadaan tengkurap diatas tempat tidur. Tangannya mulai terasa melumuri punggungku dengan bedak, terasa sejuk dan halus sekali. Pikiranku tidak bisa terkontrol, sejak dirumah sakit, memang sudah lama saya tidak membayangkan hal-hal tentang seks. Kontolku benar-benar berdiri dan mengeras tertimpa oleh tubuhku sendiri yang dalam keadaan tenglungkup. Rasanya ingin kugesek-gesekkan kontolku di permukaan ranjang, namun tidak mungkin kulakukan karena ada suster tsb saat itu. Fantasiku melayang jauh, apalagi sesekali tangannya yang mungil itu meremas pundakku seperti sedang memijat. Terasa ada cairan bening mengalir dari ujung kontolku karena terangsang.

Beberapa saat kemudian suster tsb menyuruhku membalikkan badan. Saya merasa canggung bukan main, karena takut dia kembali melihat kontolku yang ereksi. "Iya Sus..", jawabku sambil berusaha menenangkan diri, sayapun membalikkan tubuhku. Kini kupandangi wajahnya yang berada begitu dekat denganku, rasanya dapat kurasakan hembusan nafasnya dibalik hidung mancungnya itu. Kucoba menekan perasaan dan pikiran kotorku dengan memejamkan mata.

Sekarang tangannya mulai membedaki dadaku, jantungku kutahan sekuat mungkin agar tidak berdegup terlalu kencang. Saya benar-benar terangsang sekali, apalagi saat beberapa kali telapak tangannya menyentuh putingku.
"Ahh, geli dan enak banget", pikirku. "Wah, kok jadi keras ya? he he he", saya kaget mendengar ucapannya ini. "Ini loh, putingnya jadi keras.. mas terangsang ya?"

Mendengar ucapannya yang begitu vulgar, saya benar-benar terangsang. Kontolku langsung berdiri kembali bahkan lebih keras dari sebelumnya. Tapi saya tidak berani berbuat apa-apa, cuma berharap dia tidak melihat kearah kontolku. Saya cuma tersenyum dan tidak bicara apa-apa. Ternyata suster itu semakin berani, dia sekarang bukan lagi membedaki tubuhku, melainkan memainkan putingku dengan jari telunjuknya. Diputar-putar dan sesekali dicubitnya putingku. "Ahh, geli Sus... Jangan digituin", kataku menahan malu. "Kenapa? Ternyata cowok bisa terangsang juga yah kalau putingnya dimainkan gini", lanjutnya sambil melepas jari-jari nakalnya.

Saya benar-benar kehabisan kata-kata, dilema kurasakan. Disatu sisi saya ingin terus di"kerjain" oleh suster itu, satu sisi saya merasa malu dan takut ketahuan orang lain yang mungkin saja tiba-tiba masuk. "Mas sudah punya pacar?", tanya suster itu kepadaku.
"Belum Sus....", jawabku berdebar, karena membayangkan ke arah mana dia akan berbicara. "Mas, pernah main sama cewek ngga?", tanyanya lagi. "Belum Sus..." jawabku lagi walau berbohong. "hi.. hi.. hi.. masa ngga pernah main sama cewek sih", lanjutnya centil.
Aduh pikirku, betapa bodohnya saya bisa sampai terjebak olehnya. Memangnya "main" apaan yang saya pikirkan barusan. Pasti dia berpikir saya benar-benar "nakal" pikirku saat itu.
"Pantes deh, mas dari tadi saya perhatiin tegang terus, mas mau main-main sama saya ya?

Wow, nafsuku langsung bergolak. Saya cuma terbengong-bengong. Belum sempat saya menjawab, Ia sudah memulai aksinya. Dicumbuinya dadaku, diendus dan ditiup-tiupnya putingku. Terasa sejuk dan geli sekali, kemudian dijilatnya putingku, dan dihisap sambil memainkan putingku didalam mulutnya dengan lidah dan gigi-gigi kecilnya. "Ahh, geli Sus"m rintihku keenakan. Kemudian dia menciumi leherku, telingaku, dan akhirnya mulutku. Awalnya saya cuma diam saja tidak bisa apa-apa, setelah beberapa saat saya mulai berani membalas ciumannya.

Saat lidahnya memaksa masuk dan menggelitik langit-langit mulutku, terasa sangat geli dan enak, kubalas dengan memelintir lidahnya dengan lidahku. Kuhisap lidahnya dalam-dalam dan mengulum lidahnya yang basah itu. Sesekali saya mendorong lidahku kedalam mulutnya dan terhisap oleh mulutnya yang merah tipis itu. Tanganku mulai berani, mulai kuraba pinggulnya yang montok itu. Namun, saat saya mencoba menyingkap rok seragam susternya itu, dia melepaskan diri. "Jangan di sini Mas, ntar kalau ada yang tiba-tiba masuk bisa gawat", katanya.
Tanpa menunggu jawabanku, dia langsung menuntunku turun dari tempat tidur dan berjalan masuk ke kamar mandi yang terletak dipojok kamar.

Di dalam kamar mandi, dikuncinya pintu kamar mandi. Kemudian dia menghidupkan kran bak mandi sehingga suara deru air agak merisik dalam ruang kecil itu. Tangannya dengan tangkas menanggalkan semua pakaian dan celanaku sampai saya telangjang bulat. Kemudian dia sendiripun melepas topi susternya, digantungnya di balik pintu, dan melepas beberapa kancing seragamnya sehingga saya sekarang dapat melihat bentuk sempurna payudaranya yang kuning langsat dibalik Bra-nya yang berwarna hitam. Kami pun melanjutkan cumbuan kami, kali ini lebih panas dan bernafsu.

Sebentar saja sudah banyak jurus yang kepelajari darinya dalam berciuman. Kulumat bibirnya dengan bernafsu. Kontolku yang berdiri tegak kudekatkan kepahanya dan kugesek-gesekkan. Ahh enak sekali. Tanganku pun makin nekat meremas dan membuka Bra-nya. Kini dia sudah bertelanjang dada dihadapanku, kuciumi puting susunya, kuhisap dan memainkannya dengan lidah dan sesekali menggigitnya. "Yes, enak.. ouh geli mas, ah.. pinter banget sih", desahnya seolah geram sambil meremas rambutku dan membenamkannya ke dadanya. Kini tangannya mulai meraih kontolku, digenggamnya. Tersentak saya dibuatnya. Genggamannya begitu erat, namun terasa hangat dan nikmat. Saya pun melepas kulumanku di putingnya, kini kududuk diatas closet sambil membiarkan Ia memainkan kontolku dengan tangannya. Dia jongkok mengahadap selangkanganku, dikocoknya kontolku pelan-pelan dengan kedua tangannya.
"Ahh, enak banget Sus.. asik.. ahh... ahh..", desahku menahan agar tidak menyemburkan maniku cepat-cepat.

Kuremas payudaranya saat dia terus mengocok kontolku, sekarang kulihat dia mulai menyelipkan tangan kirinya diselangkannya sendiri, digosok-gosoknya tangannya ke arah memeknya sendiri. Melihat aksinya itu saya benar-benar terangsang sekali. Kujulurkan kakiku dan ikut memainkan memeknya dengan jempol kakiku. Ternyata dia tidak mengelak, dia malah melepas celana dalamnya dan berjongkok tepat diatas posisi kakiku. Kami saling melayani, tangannya mengocok kontolku pelan sambil melumurinya dengan ludahnya sehingga makin licin dan basah, sementara saya sibuk menggelitik memeknya yang ditumbuhi bulu-bulu keriting itu dengan kakiku. Terasa basah dan sedikit becek, padahal saya cuma menggosok-gosok saja dengan jempol kaki. "Yes.. ah.. nakal banget kamu Mas. em, em, eh.. enak banget", desahnya keras.

Namun suara cipratan air bak begitu keras sehingga saya tidak khawatir didengar orang. Saya juga membalas desahannya dengan keras juga. "Sus..., sedotin kontol saya dong.. please.. saya kepingin banget", pintaku karena memang sudah dari tadi saya mengharapkan sedotan mulutnya di kontolku seperti adegan film BF yang biasa kutonton. "Ih.. mas nakal yah", jawabnya sambil tersenyum. Tapi ternyata dia tidak menolak, dia mulai menjilati kepala kontolku yang sudah licin oleh cairan pelumas dan air ludahnya itu. Saya cuma bisa menahan nafas, sesaat gerakan jempol kakiku terhenti menahan kenikmatan yang sama sekali belum pernah kurasakan sebelumnya.

Dan tiba-tiba dia memasukkan kontolku ke dalam mulutnya yang terbuka lebar, kemudian dikatupnya mulutnya sehingga kini kontolku terjepit dalam mulutnya, disedotnya sedikit batang kontolku sehingga saya merasa sekujur tubuhku serasa mengejang, kemudian ditariknya kontolku keluar. "Ahh.. ahh..", saya mendesah keenakkan setiap kali tarikan tangannya dan mulutnya untuk mengeluarkan kontolku dari jepitan bibirnya yang manis itu.

Kupegang kepalanya untuk menahan gerakan tarikan kepalanya agar jangan terlalu cepat. Namun, sedotan dan jilatannya sesekali disekeliling kepala kontolku didalam mulutnya benar-benar terasa geli dan nikmat sekali. Tidak sampai diulang 10 kali, tiba-tiba saya merasa getaran di sekujur batang kontolku. Kutahan kepalanya agar kontolku tetap berada dsidalam mulutnya. Seolah tahu bahwa saya akan segera "keluar", ia menghisap semakin kencang, disedot dan terus disedotnya kontolku. Terasa agak perih, namun sangat enak sekali."AHH.. AHH.. Ahh.. ahh", teriakku mendadak tersemprot cairan mani yang sangat kental dan banyak karena sudah lama tidak dikeluarkan itu kedalam mulutnya. Dia terus menghisap dan menelan maniku seolah menikmati cairan yang kutembakkan itu, matanya merem-melek seolah ikut merasakan kenikmatan yang kurasakan. Kubiarkan beberapa saat kontolku dikulum dan dijilatnya sampai bersih, sampai kontolku melemas dan lunglai, baru dilepaskannya sedotannya.

Sekarang dia duduk di dinding kamar mandi, masih mengenakan pakaian seragam dengan kancing dan Bra terbuka, ia duduk dan mengangkat roknya ke atas, sehingga kini memeknya yang sudah tidak ditutupi CD itu terlihat jelas olehku. Dia mebuka lebar pahanya, dan digosok-gosoknya memeknya dengan jari-jari mungilnya itu. Saya cuma terbelalak dan terus menikmati pemandangan langka dan indah ini. Sungguh belum pernah saya melihat seorang wanita melakukan masturbasi dihadapanku secara langsung, apalagi wanita itu cantik dan manis.

Sesaat kemudian kontolku sudah mulai berdiri lagi, kuremas dan kukocok sendiri kontolku sambil tetap duduk di atas toilet sambil memandang aktifitas "panas" yang dilakukannya.

Desahannya memenuhi ruang kamar mandi, diselingi deru air bak mandi sehingga desahan itu menggema dan terdengar begitu menggoda. Saat melihat saya mulai ngaceng lagi dan mulai mengocok kontol sendiri, ia tampak semakin terangsang juga. Tampak tangannya mulai menyelip sedikit masuk kedalam memeknya, dan digosoknya semakin cepat dan cepat. Tangan satunya lagi memainkan puting susunya sendiri yang masih mengeras dan terlihat makin mancung itu. "Ihh, kok ngaceng lagi sih.. belum puas ya..", candanya sambil mendekati diriku.

Kembali digenggamnya kontolku dengan menggunakan tangan yang tadi baru saja dipakai untuk memainkan memeknya. Cairan memeknya di tangan itu membuat kontolku yang sedari tadi sudah mulai kering dari air ludahnya, kini kembali basah. Saya mencoba membungkukkan tubuhku untuk meraih memeknya dengan jari-jari tanganku, tapi ia menepisnya. "Ngga usah, biar cukup saya yang puasin mas.. hehehe", agak kecewa saya mendengar tolakannya ini.

Mungkin dia khawatir saya memasukkan jari tanganku sehingga merusak selaput darahnya pikirku, sehingga saya cuma diam saja dan kembali menikmati permainannya atas kontolku untuk kedua kalinya dalam kurun waktu 10 menit terakhir ini. Kali ini saya bertahan cukup lama, air bak pun sampai penuh sementara kami masih asyik "bermain" di dalam sana. Dihisap, disedot, dan sesekali dikocoknya kontolku dengan cepat, benar-benar semua itu membuat tubuhku terasa letih dan basah oleh peluh keringat. Ia pun tampak letih, keringat menghisap kontolku sampai pipinya terlihat kempot. Untuk beberapa saat kami berkonsentrasi dengan aktifitas ini. Ia sungguh hebat pikirku, dia mengulum kontolku, namun dia juga sambil memainkan memeknya sendiri. Setelah beberapa saat, dia melepaskan hisapannya.

Dia merintih, "Ah.. ahh.. ahh.. saya mau keluar mas, saya mau keluar", teriaknya sambil mempercepat gosokan tangannya. "Sini sus, saya mau menjilatnya", jawabku spontan, karena
teringat adegan film BF dimana pernah kulihat prianya menjilat memek wanita yang sedang orgasme dengan bernafsu.

Ia pun berdiri di hadapanku, dicondongkannya memeknya ke arah mulutku. "Nih.. cepet hisap mas, hisap..", desahnya seolah memelas. Langsung kuhisap memeknya dengan kuat, tanganku terus mengocok kontolku. Aku benar-benar menikmati pengalaman indah ini.

Beberapa saat kemudian kurasakan getaran hebat dari pinggul dan memeknya. Kepalaku dibenamkannya ke memeknya sampai hidungku tergencet diantara bulu-bulu jembutnya. Kuhisap dan kusedot sambil memainkan lidahku di seputar kelentitnya. "Ahh.. ahh..", desahnya disaat terakhir berbarengan dengan cairan hangat yang mengalir memenuhi hidung dan mulutku, hampir muntah saya dibuatnya saking banyaknya cairan yang keluar dan tercium bau amis itu.

Kepalaku pusing sesaat, namun rangsangan benar-benar kurasakan bagaikan gejolak panas, tak lama kemudian sayapun orgasme untuk kedua kalinya. Kali ini tidak sebanyak yang pertama cairan yang keluar, namun benar-benar seperti membawaku terbang ke langit ke tujuh. Kami berdua mendesah panjang, dan saling berpelukkan. Dia duduk diatas pangkuanku, cairan memeknya membasahi kontolku yang sudah lemas. Kami sempat berciuman beberapa saat dan meninggalkan beberapa pesan untuk saling merahasiakan kejadian ini dan membuat janji dilain waktu sebelum akhirnya kami keluar dari kamar mandi. Dan semuanya masih dalam keadaan aman-aman saja.

Suster yang fantastis...

Jumat, 29 Mei 2009

Berawal di chating, Berakhir di mobil.

Namaku Anggara, umur 26 tahun. Cerita ini bermula dari chatting di mIRC. Suatu malam karena saya merasa suntuk dan bosan, lalu saya hidupkan komputer dan mulai chatting. Iseng-iseng saya klik sebuah nama dan kami mulai pengenalan diri masing-masing. Singkat kata kami janjian ketemu di suatu tempat, dan dia bilang dia memakai kemeja putih dan rok jeans. Besoknya kami bertemu di Blok M Plaza. Namanya Tante S (39th), orangnya cantik, tubuhnya montok, kulitnya mulus putih, pokoknya seksi habis.


Kami janjian di ruang tunggu depan bioskop 21, dan ia langsung menyapa. Ia memulai pembicaraan dengan banyak cerita. Tiba-tiba dia menyeletuk lagi, “Kamu suka chatting di room #**** (edited) juga yah Ang....? padahal itu room khan khusus buat tante-tante,” belum sempet saya menjawab, dia nyeletuk lagi, “Kamu suka sama tante-tante yah Ang..?
Tiba-tiba saja mukaku jadi merah dan rasanya mulut susah dibuka, tapi setelah menghela nafas, saya memberanikan diri, “Iya Tan.., abis yang tua khan lebih pengalaman,” kata saya sambil tersenyum. “Kamu bandel juga yaa..!!” kata Tante S sambil tersenyum genit.

Karena di sana terlalu ramai, jadi saya diajaknya jalan-jalan keluar dengan alasan mencari tempat makan yang nyaman dengan menggunakan mobilnya. Di jalan kami sempat ngobrol berbagai macam hal dari politik sampai bisnis sambil nonton tv di mobilnya. Diperjalanan aku ingin merubah channel TV, tapi aku salah tekan tombol. Yang ketekan malah tombol AV dan langsung saja muncul “Blue Film” yang telah tersedia di CD Changer. Langsung saja mataku setengah melotot melihat adegan “syur” yang ada di film itu. Betapa kagetnya diriku, tapi saya pura-pura sopan saja, langsung kumatikan TV-nya, tapi tiba-tiba Tante S memegang tanganku dan bilang, “Anggara, kenapa kamu matikan? itu khan bagus buat pengetahuan seks!” Ya sudah tanpa basa-basi langsung saya hidupkan lagi.

Setelah beberapa menit kemudian saya lihat Tante S agak gelisah lalu saya pura-pura tanya saja,
Tante kenapa? Koq seperti gelisah?” “Eh.. hmm.. tidak kok Ang..” mukanya kelihatan merah dan bicaranya sedikit tersendat-sendat. “Ang.. kamu pernah ngelakuin yang kayak di film itu tidak?” tanya Tante S sambil menghela nafasnya yang sedikit tidak teratur.
Belum sih Tan.., tapi dulu hampir pernah dengan pacarku sihh. Emangnya kenapa Tan..?” Saya tahu maksudnya tapi saya pura-pura tidak tahu saja. “Pengen tidak kamu ngerasain yang kayak di film itu Ang..?


Wah.. ini kesempatan bagus nih, jangan disia-siakan! Langsung saja saya jawab, tapi dengan nada polos biar tidak kelihatan seperti orang lagi kepingin, (jadi saya mesti extra hati-hati jawab pertanyaan dia!). “Hmm.. mau Tante, emang Tante mau ajarin saya?” jawab saya dengan polosnya. Terus dia jawab, “Mau dong Ang.. khan daun muda kayak kamu mainnya pasti kuat.

Langsung saja dada saya jadi berdebar kencang, dan pikiran-pikiran kotor langsung mendarat di otak saya (busyet.. ini tante sepertinya hyperseks deh). Tiba-tiba “adik” saya yang tadinya tidur pulas kini sudah bangun dan berdiri kencang sehingga tampak celana saya ada gundukannya. Tante S tersenyum melihat ke arah celana saya, “Ang.. segitu saja kamu sudah nafsu, sini Tante liat, ‘adik’ kamu cakep apa tidak sih..?” Langsung saja dia mengelus-elus dan membuka resleting celana saya, sementara saya hanya bisa diam saja dan lebih konsentrasi ke depan. “Ang.. ‘adik’ kamu kuat yah.. otot-ototnya keluar, ‘adik’ kamu sering ikut fitnes dimana?” tanya dia sambil bercanda dan saya hanya bisa diam dan tersenyum. Tiba-tiba rasa hangat menyelimuti kepala kemaluan saya, dan sedikit demi sedikit rasa hangat itu menjalar ke bawah menuju batang kemaluan saya. Sekilas saya lihat Tante S sedang asyik mengulum kemaluan saya yang keras dan besar itu, saya merasa melayang dibuatnya dan sesekali saya kehilangan kendali. “Ang.. punya kamu gede juga yah.. Tante suka.. hmm.. uhhmm..” Saya semakin kehilangan kendali, cepat-cepat saja saya pinggirkan mobil ditempat parkir dipinggir taman di daerah Blok A dan kebetulan tempat itu jarang dilalui orang dan agak gelap.

Setelah mobil berhenti, saya langsung membuka kemeja putih Tante S dan kebetulan tidak memakai bra. Kemudian saya remas payudaranya yang besar dan empuk, dan tangan kanan saya memegang kepala Tante S sambil sesekali menekan ke bawah, “Tante.. enak.. hhss.. terusin Tan.. lebih dalem lagi..” permainan mulut Tenta S semakin mengganas sehingga menimbulkan suara yang menambah birahi, “Cproot.. cproott..” dan tiba-tiba dia menghentikan permainannya itu dan.. “Ang.. sekarang giliran kamu muasin Tante.. hmm..” Sambil mengatur nafas dia pindah ke kursi belakang, langsung saja saya ikut pindah ke belakang dan segera membuka rok jeans-nya (ternyata dia tidak memakai CD, mungkin dia sudah rencanakan hal ini sebelumnya) dengan posisi duduk menghadap ke samping dan mengangkangkan kakinya ke atas, lalu saya mainkan klitorisnya sambil satu tangan meremas-remas buah dadanya dan satunya lagi memegangi pahanya yang kiri. Tante S menggelinjang-gelinjang keenakan dan ketika lidah saya masukkan ke dalam lubang kemaluannya, dia menekan kepala saya lebih masuk lagi sambil berkata, “Hhmm.. enak sayang, lebih masuk lagi.. oohhmm..” ‘Adik’ saya sudah tidak tahan lagi dan langsung saja saya rubah posisi satu kaki di kursi yang satunya lagi di bawah, dan saya tuntun kemaluan saya memasuki lubang kenikmatan itu. “Bless..” karena lubang itu sudah dipenuhi oleh ludah saya jadi agak sedikit gampang memasukkan setengah dari kejantannan saya, baru sepertiga kejantanan saya masuk. Tante S sudah mengerang kesakitan bercampur nikmat, “Hhmm.. oohh.. Anggara punya kamu tidak muat di Tante yah.. pelan-pelan yaa..” Sedikit demi sedikit saya masukkan dan berkat pelumas yang dikeluarkan Tante S akhirnya semuanya amblas masuk. Jeritan dia semakin menjadi-jadi ketika saya sodokkan lebih cepat dan cepat.

Sambil memainkan buah dadanya yang mungkin 36B, gerakkan saya semakin mengganas dan tentu saja Tante S yang sudah berpengalaman itu membalasnya dengan goyangan yang erotis. Tiba-tiba tubuh Tante S menjadi kaku dan memperlambat gerakannya, dia pegangi pantat saya sambil menggerakkan ke dalam, dan ternyata Tante S mencapai puncak nikmatnya, “Oohh.. oohh.... hmm..” Karena saya belum mencapai puncak, jadi saya suruh Tante D merubah posisi jadi menungging, dan dia menurut saja. Tanpa basa-basi langsung saja saya tancapkan berawal kepalanya dulu, masuk kebawah lewat belakang. Tanpa menghiraukan kata dia, saya langsung masukkan jari saya ke dalam lubang kemaluannya yang sdh basah. Ketika saya keluarkan jari saya, tampak cairan yang kental membasahi jari saya dan langsung saya masuki ke lubang kemaluan Tante S dan dan dia mengerang pasrah, setelang lubang itu agak membesar dan dipenuhi cairan sebagai pelicin saya kembali lagi mencoba menerobos masuk dan akhirnya berhasil.

Tante S kembali mengerang, “Acchh.. ooacchh..” Kembali saya menghujam dengan penuh nafsu sambil memainkan puting susunya yang keras, saya mengerang keenakan seakan-akan kemaluan saya ada yang menyedot dan menggenggam erat dari dalam, “Acchh.. achh.. enak Tan..?” tanya saya. “Enak sayang.. occhh.. terusin saja..” dan sampailah pada akhirnya dari dalam saya merasakan ada yang mau menerobos keluar, dan langsung saja saya cabut dan arahkan kemaluan saya ke mulut Tante S, dia membalikkan tubuhnya dan mulai mengocok dan sesekali menjilatnya,
Cproot.. cproot..
Cepetan dong keluarnya sayang!
Cproot.. cproot..
Oocchh.. sedikit lagi Tante.. hhuu.. aghh..
Dan akhirnya puncak kenikmatan datang dan menyembur masuk ke mulut Tante S lalu saya dorong masuk ke dalam mulutnya. Dia dengan lahapnya menghisap kepala kemaluan saya dan sesekali mengeluarkan mani saya. Akhirnya kami berdua berpelukan sambil saling pagutan dan lidah Tante S terasa sedikit asin akibat air mani saya.

Kami beristirahat sejenak dan sambil membenahi pakaian masing-masing dan kami pindah ke kursi depan. Tante S mendekati telinga saya dan berbisik dengen lembut, “Anggara, besok-besok kalau keluar sama Tante kamu bawa tissue yah, buat bersihin mulut tante & ‘adik’ kamu,” dalam hati saya tertawa (hehehe.. bisa juga tante ini bercanda, padahal sedang capai-capainya). “Iya Tante, tapi Tante harus pake CD juga buat bersihin ‘goa’ Tante yang nikmat itu biar bersihinnya tidak pake lidah saya,” balas saya. “Bisa saja kamu Ang..” dia tersenyum lalu mencubiti saya. Karena sudah malem jadi kami kembali ke tempat parkir Blok M Plaza.

Gara-gara nonton film sendirian di Cinema 21

Siang itu aku jalan2 sendirian di sebuah mall di daerah elit Jakarta Selatan. Sesampainya di mall tsb aku langsung menuju cinema 21 tuk menonton film baru berjudul "Virgin 2, bukan film porno". Dari judulnya aja sudah menantang nihhh, gumamku dalam hati. Disaat membeli tiket di kasir, petugas kasir tersebut berkata sambil menggoda: "Nonton film seru, sendiri aja mas? Ntar ada yang ngikutin lhoo...". Mendengar perkataan penjaga kasir tersebut, aku hanya terseyum sambil berkata: "iya nihh... yang ngikuti siapa ya???".
Sesampai didalam teater 3, aku langsung menikmati film sambil terus terbayang-bayang dengan perkataan mbak penjaga kasir tadi. Singkat cerita, akhirnya pertunjukan film itu usai. Selanjutnya aku menuju food cort di lantai 3. Setelah memesan sebuah mie hot plate, aku langsung menuju meja yang kosong. Beberapa menit aku menikmati makanan, tepat di meja sebelahku datanglah seorang wanita yang baru tiba membawa makanan dan duduk bersebelahan denganku sambil berkata: "maaf mas sendiri aja?, disini kosong kan?" sambil menunjuk meja sebelah. Iya..., kataku kaget dan grogi menjawab pertanyaan wanita tersebut yang ternyata ia adalah seorang wanita berpakaian sexy yg berumur sekitar 40an.
Singkat dari kejadian itu aku diajak berkenalanan dengannya, dan ia bernama Kana atau Tante Kana ia memperkenalkan dirinya. Sambil makan dan mengobrol sana-sini, ternyata ia sudah melihatku sejak aku di Cinema 21 tadi. Terpikir olehku; bener juga tuh mbak kasir 21 tadi, emang aku ada yg ngikutin dr tadi.
Setelah makan, Aku diajak Tante Kana tuk mampir ke rumahnya yang mewah di perumahan sekitar mall tsb. Karena tidak ada kegiatan lain, akhirnya aku menyetujuinya dengan menggunakan mobilku sendiri dan mengikuti mobil tante Kana dari belakang. Sesampainya di dalam rumah, aku dipersilahkan duduk. Anggara, tante mandi dulu ya.... Silahkan tante jawabku. Sekitar 5 menit ada suara dari arah kamar mandi memanggilku, yang tak lain adalah tante Kana. Anggara, tolong kesini..... tante mau minta tolong. Ada apa tante? Tanyaku. Ini Anggara, tante tolong dilulurin dong... sambil memberikan lulur scrub kepadaku. Betapa kagetnya diriku, namun aku berusaha tetap cool dihadapannya.
Akhirnya kululurin bagian punggungnya dan sambil kupijit. ehhmmm ..... enak sekali pijatanmu, kemudian tante Kana membalikkan badannya, kemudian pemandangan yang indah ternyata muncul juga. kulihat buah dada tante Kana yang putih dan montok tepat di depanku. Tanpa pikir panjang lagi, langsung kuhampiri susu tante Kana yang putih dan montok itu dan langsung ku elus-elus. Ooohhh.... enaaakkk sayang. Terus kujilati sampai ke bawah dan sesampainya di sekitar lubang kenikmatan, langsung kujilati vagina tante Kana, dan terlihat itil tante Kana yang sdh memerah. Oouuhhh....... sayaangggku, teruskan sayang,,,,,, nikmat sekali rasanya, kata tante Kana sambil memegangi kepalaku dan menggeliat - geliat keenakan.

Setelah itu gantian aku yang dilahap habis oleh tante Kana, dijilatinya seluruh tubuhku dari atas sampai bawah, baik pada bagian depan maupun belakang. Sesampainya di penisku, tante Kana bilang" Wow.... besar sekali sayang, pasti enak nich, untuk Tante ya. Setelah itu dipegangnya penisku, lalu dimasukkannya ke dalam mulut, lalu di kulumnya dengan semangat. Ouuucchhhhh..... oooohhhhhh........ohhhhh....enaaakk tanteee.... Dan " jrooottt... jroott.... jrrooottt, keluarlah air maniku di dalam mulut tante Kana, dan disedotnya terus air maniku sampai habis. Ehhmmm.... segar sekali air manimu sayang, kata tante Kana sambil terus menyedot penisku sampai penisku tegang lagi. Setelah itu, dipegang dan diarahkannya penisku ke lubang vagina tante Kana. Ayo sayanggg.... cepat masukkan sayanggg, Tante udah nggak tahan nich.... Langsung aja kumasukkan penisku yang udah menegang sejak tadi. Oohhhhh.... eennnaaakkkk sayaaanngg....... terussss sayaanngggg.....oohhhhh..... ooohhhhh. Kugenjot terus penisku di dalam vaginanya, sampai tante Kana kelonjotan. Setelah kugenjot sekitar 20 menit, Tante Kana mendesah Ooouucchhhh sssaayang.. tante mau keluar nih... terus saayaanngg... Kugenjot terus dan diimbangi dengan goyangan pinggul tante Kana yang membuat aku pingin keluar juga. Dan " Jrrooottt..... jroottt... jroottt..... Ternyata tante Kana udah keluar, dan kurasakan banjir di dalam vaginanya, sekarang vagina tante Kana semakin basah dan licin. Genjotanku semakin kupercepat dan tante Kana juga mempercepat goyangannya. Terus sayang..... enak sayang..... oohhhh....oohhhhh...ooohhhhh... dan jrroootttt....jrroottt... jrrootttt kita berdua keluar bersamaan. Ohhhh.... nikmat sekali sayang, kamu benar - benar hebat sayang, kata tante Kana, dan Tante juga hebat jawabku, lalu kita berdua tertidur pulas sampai sore dengan posisi penisku masih di dalam vagina tante Kana. Lalu malam harinya kita berdua bangun dan langsung mandi bersama.
Setelah itu aku pamit pulang. Sesaat aku menaiki mobilku di halaman parkir rumah tante Kana, ia memberi sebuah amplop kepadaku sambil menciumku dan mengatakan Thank's ya sayang...., nanti2 tante hubungi kamu lagi yaaa....
Akhirnya aku meluncur dng mobilku, dan diperjalanan pulang kubuka amplop ucapan terima-kasih pemberian tante Kana. Ternyata amplop tsb berisi uang 500ribu beserta sebuah foto tante Kana yang berpose sexy serta no HPnya. Terima-kasih tante Kana, engkau telah memberi pengalaman berharga bagiku.