Jumat, 29 Mei 2009

Berawal di chating, Berakhir di mobil.

Namaku Anggara, umur 26 tahun. Cerita ini bermula dari chatting di mIRC. Suatu malam karena saya merasa suntuk dan bosan, lalu saya hidupkan komputer dan mulai chatting. Iseng-iseng saya klik sebuah nama dan kami mulai pengenalan diri masing-masing. Singkat kata kami janjian ketemu di suatu tempat, dan dia bilang dia memakai kemeja putih dan rok jeans. Besoknya kami bertemu di Blok M Plaza. Namanya Tante S (39th), orangnya cantik, tubuhnya montok, kulitnya mulus putih, pokoknya seksi habis.


Kami janjian di ruang tunggu depan bioskop 21, dan ia langsung menyapa. Ia memulai pembicaraan dengan banyak cerita. Tiba-tiba dia menyeletuk lagi, “Kamu suka chatting di room #**** (edited) juga yah Ang....? padahal itu room khan khusus buat tante-tante,” belum sempet saya menjawab, dia nyeletuk lagi, “Kamu suka sama tante-tante yah Ang..?
Tiba-tiba saja mukaku jadi merah dan rasanya mulut susah dibuka, tapi setelah menghela nafas, saya memberanikan diri, “Iya Tan.., abis yang tua khan lebih pengalaman,” kata saya sambil tersenyum. “Kamu bandel juga yaa..!!” kata Tante S sambil tersenyum genit.

Karena di sana terlalu ramai, jadi saya diajaknya jalan-jalan keluar dengan alasan mencari tempat makan yang nyaman dengan menggunakan mobilnya. Di jalan kami sempat ngobrol berbagai macam hal dari politik sampai bisnis sambil nonton tv di mobilnya. Diperjalanan aku ingin merubah channel TV, tapi aku salah tekan tombol. Yang ketekan malah tombol AV dan langsung saja muncul “Blue Film” yang telah tersedia di CD Changer. Langsung saja mataku setengah melotot melihat adegan “syur” yang ada di film itu. Betapa kagetnya diriku, tapi saya pura-pura sopan saja, langsung kumatikan TV-nya, tapi tiba-tiba Tante S memegang tanganku dan bilang, “Anggara, kenapa kamu matikan? itu khan bagus buat pengetahuan seks!” Ya sudah tanpa basa-basi langsung saya hidupkan lagi.

Setelah beberapa menit kemudian saya lihat Tante S agak gelisah lalu saya pura-pura tanya saja,
Tante kenapa? Koq seperti gelisah?” “Eh.. hmm.. tidak kok Ang..” mukanya kelihatan merah dan bicaranya sedikit tersendat-sendat. “Ang.. kamu pernah ngelakuin yang kayak di film itu tidak?” tanya Tante S sambil menghela nafasnya yang sedikit tidak teratur.
Belum sih Tan.., tapi dulu hampir pernah dengan pacarku sihh. Emangnya kenapa Tan..?” Saya tahu maksudnya tapi saya pura-pura tidak tahu saja. “Pengen tidak kamu ngerasain yang kayak di film itu Ang..?


Wah.. ini kesempatan bagus nih, jangan disia-siakan! Langsung saja saya jawab, tapi dengan nada polos biar tidak kelihatan seperti orang lagi kepingin, (jadi saya mesti extra hati-hati jawab pertanyaan dia!). “Hmm.. mau Tante, emang Tante mau ajarin saya?” jawab saya dengan polosnya. Terus dia jawab, “Mau dong Ang.. khan daun muda kayak kamu mainnya pasti kuat.

Langsung saja dada saya jadi berdebar kencang, dan pikiran-pikiran kotor langsung mendarat di otak saya (busyet.. ini tante sepertinya hyperseks deh). Tiba-tiba “adik” saya yang tadinya tidur pulas kini sudah bangun dan berdiri kencang sehingga tampak celana saya ada gundukannya. Tante S tersenyum melihat ke arah celana saya, “Ang.. segitu saja kamu sudah nafsu, sini Tante liat, ‘adik’ kamu cakep apa tidak sih..?” Langsung saja dia mengelus-elus dan membuka resleting celana saya, sementara saya hanya bisa diam saja dan lebih konsentrasi ke depan. “Ang.. ‘adik’ kamu kuat yah.. otot-ototnya keluar, ‘adik’ kamu sering ikut fitnes dimana?” tanya dia sambil bercanda dan saya hanya bisa diam dan tersenyum. Tiba-tiba rasa hangat menyelimuti kepala kemaluan saya, dan sedikit demi sedikit rasa hangat itu menjalar ke bawah menuju batang kemaluan saya. Sekilas saya lihat Tante S sedang asyik mengulum kemaluan saya yang keras dan besar itu, saya merasa melayang dibuatnya dan sesekali saya kehilangan kendali. “Ang.. punya kamu gede juga yah.. Tante suka.. hmm.. uhhmm..” Saya semakin kehilangan kendali, cepat-cepat saja saya pinggirkan mobil ditempat parkir dipinggir taman di daerah Blok A dan kebetulan tempat itu jarang dilalui orang dan agak gelap.

Setelah mobil berhenti, saya langsung membuka kemeja putih Tante S dan kebetulan tidak memakai bra. Kemudian saya remas payudaranya yang besar dan empuk, dan tangan kanan saya memegang kepala Tante S sambil sesekali menekan ke bawah, “Tante.. enak.. hhss.. terusin Tan.. lebih dalem lagi..” permainan mulut Tenta S semakin mengganas sehingga menimbulkan suara yang menambah birahi, “Cproot.. cproott..” dan tiba-tiba dia menghentikan permainannya itu dan.. “Ang.. sekarang giliran kamu muasin Tante.. hmm..” Sambil mengatur nafas dia pindah ke kursi belakang, langsung saja saya ikut pindah ke belakang dan segera membuka rok jeans-nya (ternyata dia tidak memakai CD, mungkin dia sudah rencanakan hal ini sebelumnya) dengan posisi duduk menghadap ke samping dan mengangkangkan kakinya ke atas, lalu saya mainkan klitorisnya sambil satu tangan meremas-remas buah dadanya dan satunya lagi memegangi pahanya yang kiri. Tante S menggelinjang-gelinjang keenakan dan ketika lidah saya masukkan ke dalam lubang kemaluannya, dia menekan kepala saya lebih masuk lagi sambil berkata, “Hhmm.. enak sayang, lebih masuk lagi.. oohhmm..” ‘Adik’ saya sudah tidak tahan lagi dan langsung saja saya rubah posisi satu kaki di kursi yang satunya lagi di bawah, dan saya tuntun kemaluan saya memasuki lubang kenikmatan itu. “Bless..” karena lubang itu sudah dipenuhi oleh ludah saya jadi agak sedikit gampang memasukkan setengah dari kejantannan saya, baru sepertiga kejantanan saya masuk. Tante S sudah mengerang kesakitan bercampur nikmat, “Hhmm.. oohh.. Anggara punya kamu tidak muat di Tante yah.. pelan-pelan yaa..” Sedikit demi sedikit saya masukkan dan berkat pelumas yang dikeluarkan Tante S akhirnya semuanya amblas masuk. Jeritan dia semakin menjadi-jadi ketika saya sodokkan lebih cepat dan cepat.

Sambil memainkan buah dadanya yang mungkin 36B, gerakkan saya semakin mengganas dan tentu saja Tante S yang sudah berpengalaman itu membalasnya dengan goyangan yang erotis. Tiba-tiba tubuh Tante S menjadi kaku dan memperlambat gerakannya, dia pegangi pantat saya sambil menggerakkan ke dalam, dan ternyata Tante S mencapai puncak nikmatnya, “Oohh.. oohh.... hmm..” Karena saya belum mencapai puncak, jadi saya suruh Tante D merubah posisi jadi menungging, dan dia menurut saja. Tanpa basa-basi langsung saja saya tancapkan berawal kepalanya dulu, masuk kebawah lewat belakang. Tanpa menghiraukan kata dia, saya langsung masukkan jari saya ke dalam lubang kemaluannya yang sdh basah. Ketika saya keluarkan jari saya, tampak cairan yang kental membasahi jari saya dan langsung saya masuki ke lubang kemaluan Tante S dan dan dia mengerang pasrah, setelang lubang itu agak membesar dan dipenuhi cairan sebagai pelicin saya kembali lagi mencoba menerobos masuk dan akhirnya berhasil.

Tante S kembali mengerang, “Acchh.. ooacchh..” Kembali saya menghujam dengan penuh nafsu sambil memainkan puting susunya yang keras, saya mengerang keenakan seakan-akan kemaluan saya ada yang menyedot dan menggenggam erat dari dalam, “Acchh.. achh.. enak Tan..?” tanya saya. “Enak sayang.. occhh.. terusin saja..” dan sampailah pada akhirnya dari dalam saya merasakan ada yang mau menerobos keluar, dan langsung saja saya cabut dan arahkan kemaluan saya ke mulut Tante S, dia membalikkan tubuhnya dan mulai mengocok dan sesekali menjilatnya,
Cproot.. cproot..
Cepetan dong keluarnya sayang!
Cproot.. cproot..
Oocchh.. sedikit lagi Tante.. hhuu.. aghh..
Dan akhirnya puncak kenikmatan datang dan menyembur masuk ke mulut Tante S lalu saya dorong masuk ke dalam mulutnya. Dia dengan lahapnya menghisap kepala kemaluan saya dan sesekali mengeluarkan mani saya. Akhirnya kami berdua berpelukan sambil saling pagutan dan lidah Tante S terasa sedikit asin akibat air mani saya.

Kami beristirahat sejenak dan sambil membenahi pakaian masing-masing dan kami pindah ke kursi depan. Tante S mendekati telinga saya dan berbisik dengen lembut, “Anggara, besok-besok kalau keluar sama Tante kamu bawa tissue yah, buat bersihin mulut tante & ‘adik’ kamu,” dalam hati saya tertawa (hehehe.. bisa juga tante ini bercanda, padahal sedang capai-capainya). “Iya Tante, tapi Tante harus pake CD juga buat bersihin ‘goa’ Tante yang nikmat itu biar bersihinnya tidak pake lidah saya,” balas saya. “Bisa saja kamu Ang..” dia tersenyum lalu mencubiti saya. Karena sudah malem jadi kami kembali ke tempat parkir Blok M Plaza.

Gara-gara nonton film sendirian di Cinema 21

Siang itu aku jalan2 sendirian di sebuah mall di daerah elit Jakarta Selatan. Sesampainya di mall tsb aku langsung menuju cinema 21 tuk menonton film baru berjudul "Virgin 2, bukan film porno". Dari judulnya aja sudah menantang nihhh, gumamku dalam hati. Disaat membeli tiket di kasir, petugas kasir tersebut berkata sambil menggoda: "Nonton film seru, sendiri aja mas? Ntar ada yang ngikutin lhoo...". Mendengar perkataan penjaga kasir tersebut, aku hanya terseyum sambil berkata: "iya nihh... yang ngikuti siapa ya???".
Sesampai didalam teater 3, aku langsung menikmati film sambil terus terbayang-bayang dengan perkataan mbak penjaga kasir tadi. Singkat cerita, akhirnya pertunjukan film itu usai. Selanjutnya aku menuju food cort di lantai 3. Setelah memesan sebuah mie hot plate, aku langsung menuju meja yang kosong. Beberapa menit aku menikmati makanan, tepat di meja sebelahku datanglah seorang wanita yang baru tiba membawa makanan dan duduk bersebelahan denganku sambil berkata: "maaf mas sendiri aja?, disini kosong kan?" sambil menunjuk meja sebelah. Iya..., kataku kaget dan grogi menjawab pertanyaan wanita tersebut yang ternyata ia adalah seorang wanita berpakaian sexy yg berumur sekitar 40an.
Singkat dari kejadian itu aku diajak berkenalanan dengannya, dan ia bernama Kana atau Tante Kana ia memperkenalkan dirinya. Sambil makan dan mengobrol sana-sini, ternyata ia sudah melihatku sejak aku di Cinema 21 tadi. Terpikir olehku; bener juga tuh mbak kasir 21 tadi, emang aku ada yg ngikutin dr tadi.
Setelah makan, Aku diajak Tante Kana tuk mampir ke rumahnya yang mewah di perumahan sekitar mall tsb. Karena tidak ada kegiatan lain, akhirnya aku menyetujuinya dengan menggunakan mobilku sendiri dan mengikuti mobil tante Kana dari belakang. Sesampainya di dalam rumah, aku dipersilahkan duduk. Anggara, tante mandi dulu ya.... Silahkan tante jawabku. Sekitar 5 menit ada suara dari arah kamar mandi memanggilku, yang tak lain adalah tante Kana. Anggara, tolong kesini..... tante mau minta tolong. Ada apa tante? Tanyaku. Ini Anggara, tante tolong dilulurin dong... sambil memberikan lulur scrub kepadaku. Betapa kagetnya diriku, namun aku berusaha tetap cool dihadapannya.
Akhirnya kululurin bagian punggungnya dan sambil kupijit. ehhmmm ..... enak sekali pijatanmu, kemudian tante Kana membalikkan badannya, kemudian pemandangan yang indah ternyata muncul juga. kulihat buah dada tante Kana yang putih dan montok tepat di depanku. Tanpa pikir panjang lagi, langsung kuhampiri susu tante Kana yang putih dan montok itu dan langsung ku elus-elus. Ooohhh.... enaaakkk sayang. Terus kujilati sampai ke bawah dan sesampainya di sekitar lubang kenikmatan, langsung kujilati vagina tante Kana, dan terlihat itil tante Kana yang sdh memerah. Oouuhhh....... sayaangggku, teruskan sayang,,,,,, nikmat sekali rasanya, kata tante Kana sambil memegangi kepalaku dan menggeliat - geliat keenakan.

Setelah itu gantian aku yang dilahap habis oleh tante Kana, dijilatinya seluruh tubuhku dari atas sampai bawah, baik pada bagian depan maupun belakang. Sesampainya di penisku, tante Kana bilang" Wow.... besar sekali sayang, pasti enak nich, untuk Tante ya. Setelah itu dipegangnya penisku, lalu dimasukkannya ke dalam mulut, lalu di kulumnya dengan semangat. Ouuucchhhhh..... oooohhhhhh........ohhhhh....enaaakk tanteee.... Dan " jrooottt... jroott.... jrrooottt, keluarlah air maniku di dalam mulut tante Kana, dan disedotnya terus air maniku sampai habis. Ehhmmm.... segar sekali air manimu sayang, kata tante Kana sambil terus menyedot penisku sampai penisku tegang lagi. Setelah itu, dipegang dan diarahkannya penisku ke lubang vagina tante Kana. Ayo sayanggg.... cepat masukkan sayanggg, Tante udah nggak tahan nich.... Langsung aja kumasukkan penisku yang udah menegang sejak tadi. Oohhhhh.... eennnaaakkkk sayaaanngg....... terussss sayaanngggg.....oohhhhh..... ooohhhhh. Kugenjot terus penisku di dalam vaginanya, sampai tante Kana kelonjotan. Setelah kugenjot sekitar 20 menit, Tante Kana mendesah Ooouucchhhh sssaayang.. tante mau keluar nih... terus saayaanngg... Kugenjot terus dan diimbangi dengan goyangan pinggul tante Kana yang membuat aku pingin keluar juga. Dan " Jrrooottt..... jroottt... jroottt..... Ternyata tante Kana udah keluar, dan kurasakan banjir di dalam vaginanya, sekarang vagina tante Kana semakin basah dan licin. Genjotanku semakin kupercepat dan tante Kana juga mempercepat goyangannya. Terus sayang..... enak sayang..... oohhhh....oohhhhh...ooohhhhh... dan jrroootttt....jrroottt... jrrootttt kita berdua keluar bersamaan. Ohhhh.... nikmat sekali sayang, kamu benar - benar hebat sayang, kata tante Kana, dan Tante juga hebat jawabku, lalu kita berdua tertidur pulas sampai sore dengan posisi penisku masih di dalam vagina tante Kana. Lalu malam harinya kita berdua bangun dan langsung mandi bersama.
Setelah itu aku pamit pulang. Sesaat aku menaiki mobilku di halaman parkir rumah tante Kana, ia memberi sebuah amplop kepadaku sambil menciumku dan mengatakan Thank's ya sayang...., nanti2 tante hubungi kamu lagi yaaa....
Akhirnya aku meluncur dng mobilku, dan diperjalanan pulang kubuka amplop ucapan terima-kasih pemberian tante Kana. Ternyata amplop tsb berisi uang 500ribu beserta sebuah foto tante Kana yang berpose sexy serta no HPnya. Terima-kasih tante Kana, engkau telah memberi pengalaman berharga bagiku.